FENOMENA PINGGIRAN
Sekolah kami terletak di pinggiran
kota Pisang. Sekolah kami adalah sekolah kecil dengan murid yang tidak begitu
banyak. Sebenarnya sekolah kami cukup luas, karena ada bangunan yang terletak
ditengah-tengah jadi luas lapangan yang terletak di belakang sekolah tidak
terlihat akibatnya sekolah kami semakin terlihat
minimalis.
minimalis.
Pikiran masyarakat sekitar untuk sekolah pun masih sangat
minim. Pikiran untuk bersekolah tinggi masih kurang sehingga orangtua lebih
banyak tidak peduli dengan sekolah anak-anaknya.
Apalagi apabila
anak-anak di rumah hanya tinggal dengan “mbah” karena ditinggal merantau
orangtuanya ke negara tetangga atau ke pulau lain untuk mengais rezeki. Posisi “mbah”
tidak peduli apabila anak-anak tidak sekolah mereka membiarkan tidak menegur
atau bahkan memarahi mereka jika mereka bolos sekolah. Kadang meski mereka
tinggal dengan orangtua, ada saja orangtua yang lebih senang anak-anak mereka
bekerja daripada sekolah, padahal anak-anak masih belum cukup umur untuk bekerja.
Akibatnya anak-anak menjadi semakin
jadi penyakit malasnya karena juga mendapat dukungan dari orang-orang yang ada
di rumahnya. Bapak ibu guru di sekolah berusaha maksimal dalam mendidik
anak-anak. Meskipun mereka berada di pinggiran setidaknya mereka mendapatkan
ilmu yang sama dengan anak-anak di kota. Apabila ada anak yang bolos sekolah
seringkali kami mencari mereka di tempat mereka bolos atau menjemput di rumahnya
meskipun medan yang kami tempuh cukup jauh dan terjal
Kami hanya ingin anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang
layak sesuai dengan harapan pemerintah. Kami ingin anak-anak kami bisa maju dan
bisa mengangkat derajatnya dan bisa membanggakan keluarga dan sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar