EMY NURKATININGSIH,S.Pd

Sabtu, 18 Mei 2019

Sekolah pinggiran


FENOMENA PINGGIRAN


          Sekolah kami terletak di pinggiran kota Pisang. Sekolah kami adalah sekolah kecil dengan murid yang tidak begitu banyak. Sebenarnya sekolah kami cukup luas, karena ada bangunan yang terletak ditengah-tengah jadi luas lapangan yang terletak di belakang sekolah tidak terlihat akibatnya sekolah kami semakin terlihat
minimalis.
Pikiran masyarakat sekitar untuk sekolah pun masih sangat minim. Pikiran untuk bersekolah tinggi masih kurang sehingga orangtua lebih banyak tidak peduli dengan sekolah anak-anaknya.
Apalagi apabila anak-anak di rumah hanya tinggal dengan “mbah” karena ditinggal merantau orangtuanya ke negara tetangga atau ke pulau lain untuk mengais rezeki. Posisi “mbah” tidak peduli apabila anak-anak tidak sekolah mereka membiarkan tidak menegur atau bahkan memarahi mereka jika mereka bolos sekolah. Kadang meski mereka tinggal dengan orangtua, ada saja orangtua yang lebih senang anak-anak mereka bekerja daripada sekolah, padahal anak-anak masih belum cukup umur untuk bekerja.
          Akibatnya anak-anak menjadi semakin jadi penyakit malasnya karena juga mendapat dukungan dari orang-orang yang ada di rumahnya. Bapak ibu guru di sekolah berusaha maksimal dalam mendidik anak-anak. Meskipun mereka berada di pinggiran setidaknya mereka mendapatkan ilmu yang sama dengan anak-anak di kota. Apabila ada anak yang bolos sekolah seringkali kami mencari mereka di tempat mereka bolos atau menjemput di rumahnya meskipun medan yang kami tempuh cukup jauh dan terjal
Kami hanya ingin anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan harapan pemerintah. Kami ingin anak-anak kami bisa maju dan bisa mengangkat derajatnya dan bisa membanggakan keluarga dan sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar